Terima Kasih, Anda Telah Mengunjungi Bappeda Kabupaten Blora; Lomba desain web profil dinas/instansi dan lomba Krenova 2014 dapat dilihat di website Bappeda "bappeda.blorakab.go.id atau di http://bappedablora.blogspot.com; Anda dapat mengunjungi website resmi Bappeda Blora; bappeda.blorakab.go.id;Dimohon foto atau laporan kegiatan bidang dan sekretariat yang perlu dipublikasikan agar diemailkan ke alamat bappeda@blorakab.go.id atau bappedablora@gmail.com dengan subyek "bahan sosialisasi blog"

Friday 22 August 2014

Samin Surosentiko dan Langen Tayub




Dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 69 Kabupaten Blora, Rabu 20 Agustus 2014 lalu Bappeda Blora turut berpartisipasi mengikuti pawai dengan mengangkat tema "Pelestarian budaya tradisional berdampak pada nilai sosial, ekonomi dan budaya". Melalui kegiatan ini, Kepala Bappeda Samgautama Karnajaya mengajak kepada semua elemen masyarakat untuk melestarikan budaya lokal yang ada di Blora. Sebagai bangsa yang merdeka, masyarakat Blora harus memantapkan jiwa nasionalisme dan mengisi kemerdekaan dengan suka cita. Kemerdekaan yang diproklamirkan oleh pendahulu kita melalui perjuangan panjang, menghabiskaan daya dan upaya yang tak ternilai harganya. Karena itu kita isi kemerdekaan dengan membangun negeri sesuai dengan cara dan kemampuan kita masing-masing.
Mengisi kemerdekaan dalam konteks budaya adalah dengan melestarikan kebudayaan, mengenalkan kebudayaan itu kepada generasi penerus agar tidak lekang karena panas, tidak lapuk karena hujan, tidak hilang dari peredaran dan tenggelam dalam budaya asing. Blora mempunyai budaya yang harus dilestarikan.
Bappeda Kabupaten Blora mengingatkan kepada masyarakat Blora agar memperhatikan Budaya Tradisional berupa Seni Tayub, sebagai bentuk penghargaan kita kepada pendahulu yang mempunyai daya cipta, karya dan karsa berupa seni budaya yang mampu mengangkat seni dan pariwista Kabupaten Blora.
Selain Seni Tayub di Blora juga ada kelompok budaya Samin Surosentikko, yaitu salah satu peninggalan kebudayaan yang pernah berkembang di Kabupaten Blora. Tokoh Samin Surosentiko lahir pada tahun 1859, di Desa Ploso Kedhiren, Randublatung Kabupaten Blora. Ayahnya bernama Raden Surowijaya atau lebih dikenal dengan Samin Sepuh. Nama Samin Surosentiko yang asli adalah Raden Kohar. Nama ini kemudian dirubah menjadi Samin, yaitu sebuah nama yang bernafas kerakyatan.
Samin Surosentiko berkembang di daerah Klopoduwur, Blora pada tahun 1890. Karena penduduk di desa sekitar tertarik dengan ajarannya, sehingga dalam waktu singkat sudah banyak masyarakat yang menjadi pengikutnya.
Mereka menentang kebijakan penjajah dengan caranya sendiri. Samin Surosentiko tidak mau membayar pajak yang telah ditentukan oleh penjajah dengan dalih kepemilikan. Samin Surosentiko yang waktu kecilnya bernama Raden Kohar, adalah seorang Pangeran atau Bangsawan yang menyamar dikalangan rakyat pedesaan. Dia ingin menghimpun kekuatan rakyat untuk melawan Pemerintah Kolonial Belanda dengan cara lain. (A. Mahbub Djunaidi)

No comments:

Post a Comment