Sebagai langkah untuk mengetahui seberapa luas cakupan informasi yang terkandung dalam Daerah Dalam Angka yang diterbitkan tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, Bappeda Blora melakukan review Daerah Dalam Angka. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Penelitian Pengembangan dan Statistik pada Bappeda Blora, Rini Setyowati, SE saat menyampaiakan materi Bimbingan Teknis Penyusunan Daerah Dalam Angka tanggal 25-26 Agustus 2014 di Bappeda Blora. Bimbingan teknis yang dihadiri oleh kontributor data DDA ini dikandung maksud sebagai salah satu ajang komunikasi abtara tim penyusun dengan kontributor data sehingga permasalahan data yang tidak sesuai distribusi maupun pengiriman permintaan data dapat dievaluasi dan diluruskan sebagai mana mestinya. Sementera itu Bappeda Blora juga menugaskan tim review Daerah Dalam Angka sebagai bahan untuk memberikan masukan kepada kontributor DDA yang mempunyai data dasar. Rini mengatakan bahwa review yang digarap oleh Bappeda Blora adalah bertujuan untuk menganalisa kebutuhan data apa saja yang belum terpenuhi dalam Daerah Dalam Angka yang diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora melalui Bappeda. Anis (panggilan akrab Rini Setyowati) juga mengatakan bahwa dda beberapa data yang ditemukan oleh tim review DDA dan perlu ditambahkan dalam terbitan DDA selanjutnya antara lain tentang struktur dan karakteristik geologi Kabupaten Blora, potensi kandungan geologi, daerah aliran sungai, sungai,
danau dan rawa debit air di Kabupaten Blora, kawasan budidaya, kawasan lindung, potensi pengembangan
wilayah, wilayah rawan bencana, kegiatan pembinaan terhadap LSM, ormas dan OKP, rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000
penduduk, jumlah Linmas
per jumlah 10.000 penduduk, rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan, angka partisipasi angkatan kerja, angka sengketa pengusaha-pekerja per
tahun, tingkat
partisipasi angkatan kerja, pencari kerja yang ditempatkan, tingkat pengangguran terbuka, keselamatan dan perlindungan, perselisihan buruh dan
pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah, sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo
dan panti rehabilitasi, PMKS
yg memperoleh bantuan social, penanganan penyandang masalah kesejahteraan social, banyaknya
ternak besar , ternak kecil menurut kecamatan, banyaknya unggas menurut
kecamatan, banyaknya ternak yng masuk pasar hewan menurut kecamatan, banyaknya
ternak yang laku menurut kecamatan, banyaknya ternak yang dipotong di RPH/Luar
RPH, produksi daging, telur dan susu menurut kecamatan, jumlah jaringan komunikasi, rasio wartel/warnet terhadap
penduduk, jumlah surat
kabar nasional/local, jumlah
penyiaran radio/TV local, web site milik pemerintah daerah, persentase penduduk yang menggunakan HP/telepon, jumlah dan macam pajak dan
retribusi daerah, jenis
dan jumlah bank dan cabang, jenis dan jumlah perusahaan asuransi dan cabang. (A. Mahbub
Djunaidi)
Friday, 29 August 2014
Wednesday, 27 August 2014
DDA sebagai Dasar Kebijakan Fiskal
Pak Komang di hadapan peserta bintek DDA |
Sebagai tolok ukur seberapa jauh pembangunan telah mencapai hasil yang diharapkan dan bagaimana dampaknya juga merupakan sebagian dari manfaat disusunnya DDA bagi pemerintah daerah. Selain itu, bagi masyarakat dan peneliti DDA dapat dimanfaatkan sebagai sumber data untuk penelitian. Dengan DDA, kita akan mampu memberikan informasi data kuantitatif sebagai salah satu bahan penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan. Menyediakan data statistik yang lengkap, akurat, dan mutakhir dalam rangka mewujudkan Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien guna mendukung pembangunan nasional adalah sebagai langkah positif dalam menyediakan data. Pak Komang juga mengingatkan bahwa DDA yang disusun oleh pemerintah kabupaten itu sangat mendukung pembangunan nasional dan sebagai salah satu alat untuk mengembangkan Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien. Dengan demikian diharapkan agar DDA yang disusun itu mampu meningkatkan kesadaran masyarakat masyarakat akan arti dan kegunaan statistik. Di satu sisi DDA tersebut digunakan untuk mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk mengetahui kualitas suatu data, Komang memberikan beberapa tips antara lain melihat dari beberapa aspek. Pertama aspek ketepatan, kedua aspek konsistensi, ketiga aspek
sensibilitas. Secara teoritis dijelaskan bahwa kualitas data sangat ditentukan oleh metode pengumpulan, metode
pengolahan, editing dan processing. "Namun dalam praktek sehari-hari, kualitas data juga dipengaruhi oleh masyarakat yang diteliti
atau responden, aparat pengumpul dan pengolahannya, metode, predicted, prosestase
error sampling dan unpredicted", tandas Komang. (A. Mahbub Djunaidi, Kasubbid Statistik Bappeda Blora)
Masyarat Peduli Data
Kepala Bappeda sedang menyampaikan materi bintek DDA |
Lebih lanjut Pak Sam (panggilan akrab Samgautama) menyampaikan bahwa saat ini masyarakat sudah berani mengkritisi data yang dipublikasikan oleh pemerintah daerah. "Beberapa saat yang lalu pernah diprotes oleh masyarakat tentang data jumah penduduk menurut agama ada yang perlu ditinjau", paparnya kepada peserta bintek. Untuk mengatasi hal tersebut Pak Sam juga menghimbau kepada peserta agar mencermati data yang telah disampaikan kepada Bappeda ketika ekspose data Daerah Dalam Angka. Selain itu Pak Sam menyampaikan bahwa Bappeda Blora merencanakan membuat e-data sebagai langkah awal untuk menyiapkan data base yang digunakan dasar dalam perencanaan pembangunan. "Saat ini Bappeda Blora baru menyiapkan e-planning, dalam waktu yang tidak terlalu lama, Bappeda akan menyusun e-data", tambahnya. Menurutnya, dengan adanya e-data, nantinya akan mampu mengestimasi anggaran, karena data yang digunakan sebagai dasar perencanaan telah disusun secara valid dan di update setiap semesteran.
Untuk update data semesteran, Bappeda telah mengambil langkah inovasi berupa peluncuran tim wawancara dan update data desa yang anggotanya dari TNI/Polri. Hal ini dilaksanakan setelah dilaksanakan kordinasi aktif antara Bappeda dengan TNI/Polri tentang pentingnya data bagi penyelenggara pemerintah. Di satu sisi, TNI/Polri juga membutuhkan data sebagai langkah pengamanan dan pertahanan di wilayah Kabupaten Blora. Dalam kesempatan yang berbeda Kapolres Blora Mujiyono melalui Kabagren I Gede Arda mengatakan bahwa Polri selalu siap dalam mengamankan pemerintah. "Kami juga memerlukan data dalam menyusun perencanaan pengamanan di wilayah Kabupaten Blora", jelasnya. Demikian pula halnya Dandim Blora Letkol Afirul Mutaqin melalui Pasi Ter Kapten CHB Sudiyono menjelaskan bahwa TNI siap mengawal dalam menyusun data berbasis desa dan kecamatan. "Kami siap membantu pemerintah daerah dalam mendataan mulai dari desa agar peta pertahanan di wilayah Kabupaten Blora dapat kami sempurnakan bersama-sama dengan pemerintah Kabuaten Blora melalu Bappeda", tuturnya. (A. Mahbub Djunaidi, Kasubbid Statistik Bappeda Blora)
Sunday, 24 August 2014
Bintek DDA 2014
Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman PNS di lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Blora tentang Data Pendukung Perencanaan Pembangunan, Bappeda Blora akan menyelenggarakan Bimbingan Teknis Penyusunan Daerah Dalam Angka (DDA) pada tanggal 25-26 Agustus 2014 di Ruang Pertemuan Lt. II Bappeda. Demikian keterangan yang diperoleh dari Kepala Bappeda Blora Ir. Samgautama Karnajaya, MT kepada seluruh karyawan Bappeda saat rapat evaluasi kinerja Bappeda akhir pekan lalu. Menurut Pak Sam, tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah untuk memberikan pemantapan kepada penyedia data dari dinas/instansi sebagai sumber data dalam DDA. Sementara itu Kepala Bidang Litbang dan Statistik Rini Setyowati, SE mengharap kepada semua peserta bintek agar mempunyai persepsi yang sama akan pentingnya update data DDA.
Adapun Jadual Bintek yang diselenggarakan tanggal 25-26 Agustus 2014 dijelaskan seperti berikut :
NO. | HARI/TGL | WAKTU | URAIAN | NARA SUMBER | KET |
---|---|---|---|---|---|
1. | Senin, 25/08/2014 | 08.00-10.00 | Daerah Dalam Angka dalam Perspektif Perencanaan | Ir. Samgautama Karnajaya, MT | Bappeda |
10.00-10.10 | Coffe break | ||||
10.10-12.10 | Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Penyusunan Daerah Dalam Angka | I Gede Komang Irawadi, SE,M.Si | Assisten Setda Blora | ||
12.10-13.00 | Isoma | Panitia | |||
13.00-15.00 | Review Terbitan Blora Dalam Angka Tahun 2009-2013 | Rini Setyowati, SE | Bappeda | ||
2. | Selasa, 26/08/2014 | 08.00-10.00 | Bedah Masalah : Pengumpulan Daerah Dalam Angka | BPS Blora | BPS Blora |
10.00-10.10 | Coffe break | ||||
10.10-12.10 | Prosedur Membuat Link Data pada Website Pemkab Blora | DPPKKI Blora | DPPKKI Blora | ||
12.10-13.00 | Isoma | ||||
13.00-15.00 | Web Site Profil Daerah dan Blog SKPD Dalam Mensinergikan Data Daerah Dalam Angka | Mahbub Djunaidi | Bappeda |
Friday, 22 August 2014
Samin Surosentiko dan Langen Tayub
Dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 69 Kabupaten Blora, Rabu 20 Agustus 2014 lalu Bappeda Blora turut berpartisipasi mengikuti pawai dengan mengangkat tema "Pelestarian budaya tradisional berdampak pada nilai sosial, ekonomi dan budaya". Melalui kegiatan ini, Kepala Bappeda Samgautama Karnajaya mengajak kepada semua elemen masyarakat untuk melestarikan budaya lokal yang ada di Blora. Sebagai bangsa yang merdeka, masyarakat Blora harus memantapkan jiwa nasionalisme dan mengisi kemerdekaan dengan suka cita. Kemerdekaan yang diproklamirkan oleh
pendahulu kita melalui perjuangan panjang, menghabiskaan daya dan upaya yang
tak ternilai harganya. Karena itu kita isi kemerdekaan dengan membangun
negeri sesuai dengan cara dan kemampuan kita masing-masing.
Mengisi kemerdekaan dalam konteks budaya adalah dengan melestarikan
kebudayaan, mengenalkan kebudayaan itu kepada generasi penerus agar tidak lekang
karena panas, tidak lapuk karena hujan, tidak hilang dari peredaran dan
tenggelam dalam budaya asing. Blora mempunyai budaya yang harus dilestarikan.
Bappeda Kabupaten Blora mengingatkan kepada masyarakat Blora agar
memperhatikan Budaya Tradisional berupa Seni Tayub, sebagai bentuk
penghargaan kita kepada pendahulu yang mempunyai daya cipta, karya dan karsa
berupa seni budaya yang mampu mengangkat seni dan pariwista Kabupaten Blora.
Selain Seni Tayub di Blora juga ada kelompok budaya Samin Surosentikko, yaitu salah satu peninggalan kebudayaan
yang pernah berkembang di Kabupaten Blora. Tokoh Samin Surosentiko lahir pada tahun 1859, di Desa Ploso
Kedhiren, Randublatung Kabupaten Blora. Ayahnya bernama Raden Surowijaya atau
lebih dikenal dengan Samin Sepuh. Nama Samin Surosentiko yang asli adalah Raden
Kohar. Nama ini kemudian dirubah menjadi Samin, yaitu sebuah nama yang bernafas
kerakyatan.
Samin Surosentiko berkembang di daerah Klopoduwur, Blora pada tahun 1890. Karena penduduk di desa
sekitar tertarik dengan ajarannya, sehingga dalam waktu singkat sudah
banyak masyarakat yang menjadi pengikutnya.
Mereka menentang kebijakan penjajah dengan
caranya sendiri. Samin Surosentiko tidak mau membayar pajak yang telah
ditentukan oleh penjajah dengan dalih kepemilikan. Samin Surosentiko yang waktu
kecilnya bernama Raden Kohar, adalah seorang Pangeran atau Bangsawan yang
menyamar dikalangan rakyat pedesaan. Dia ingin menghimpun kekuatan rakyat untuk
melawan Pemerintah Kolonial Belanda dengan cara lain. (A. Mahbub Djunaidi)
Tuesday, 19 August 2014
KARNAVAL PEMBANGUNAN
Staf siapkan bunga Mobil Hias |
Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan R-I ke 69, tanggal 20 Agustus 2014 Bappeda Kabupaten Blora turut serta berpartisipasi mengikuti karnaval pembangunan dengan mengusung Tema “Pelestarian Budaya Tradisional berdampak pada nilai sosial, ekonomi
dan budaya”. Kepala Bappeda Ir. Samgautama Karnajaya, MT melalui Sekretaris Ir. Sri Daryanti, MP mengatakan bahwa karnaval yang diikuti
Bappeda bersifat apresiatif dan promotif terhadap khasanah budaya lokal yang perlu mendapat perhatian dari semua elemen masyarakat. "Bappeda akan menampilkan Budaya Samin, lengkap dengan pakaian dan identitas Samin dan mengendarai sepeda kuno serta Seni Tayub beserta Waranggono dari Staf Bappeda, lengkap dengan busananya", tegasnya. Sebagai
bangsa yang merdeka, Bappeda Kabupaten Blora dibawah pimpinan Bapak Ir.
Samgautama Karnajaya, MT mengajak kepada kita untuk memantapkan jiwa
nasionalisme dan mengisi kemerdekaan dengan suka cita. Kemerdekaan yang
diproklamirkan oleh pendahulu kita melalui perjuangan panjang, menghabiskaan
daya dan upaya yang tak ternilai harganya. Karena itu marilah kita lestarikan
kembali Budaya Tradisional Blora berupa Seni Tayub, dan Budaya Samin
Surosentiko sebagai bentuk penghargaan kita kepada pendahulu yang mempunyai
daya cipta, karya dan karsa berupa seni budaya yang mampu mengangkat seni dan
pariwista yang membawa dampak positif pada sektor ekonomi, sosial dan budaya di
Kabupaten Blora. (A. Mahbub Djunaidi)
Lembur Rias Mobil |
Thursday, 14 August 2014
Gerak Jalan HUT-RI
Dalam waktu dekat, kata Djoko Nugroho akan digelar lomba baris indah yang hanya boleh diikuti oleh siswa SMA/SMK se-Kabupaten Blora. "Dalam waktu dekat, saya minta Pak Wardoyo untuk menyelenggarakan lomba baris indah untuk siswa SMA/SMK", kata Pak Kokok panggilan akrab Bupati Blora. Djoko Nugroho juga akan menyediakan hadiah bagi pemenang lomba gerak jalan indah.
Sementara itu Kepala Bappeda Blora Samgautama Karnajaya melalui sekretaris Bappeda Sri Daryanti menjelaskan bahwa Bappeda Blora mengirimkan dua kontingen. Hal ini sebagai wujud kepedulian dan perhatian Bappeda terhadap program-program pemerindah daerah khususnya program Panitia Peringatan HUT-RI ke 9 Kabupaten Blora. (A. Mahbub Djunaidi)
Monday, 11 August 2014
Regenset Dibeli Pengunjung
Stand Litbang Blora diminati pengunjung pada hari ke dua Pameran Produk Inovasi 2014 di Pekalongan. "Paling tidak hampir lima ribuan orang yang mengunjungi stand kami", ujar salah satu motor stand Drs. Gunawan melalui Rina Destiningsih saat melaporkan kegiatannya di Pekalongan. Rupanya pemerintah Kota Pekalongan mempunyai trik yang strategis dalam menarik pengunjung. Pemkot setempat mengerahkan anak-anak sekolah yang ada mulai tingkat terendah sampai perguruan tinggi. Hal ini terlihat dari ramaianya anak-anak TK, SD dan SMP yang senang menyaksikan Pertunjukan Seni Barong yang dipamerkan. Sebagian anak-anak ada yang menanyakan perbedaan antara Reog dan Barong. "Saya menyukai seni barong karena lebih atraktif dan tidak monoton", jelas Mohammad Iqbal (13 tahun) salah satu siswa SMP di Pekalongan. Bahkan ada pula salah satu pengunjung dari SMA yang bertanya kepada petugas tentang letak Blora. "Blora itu mana ya mbak", tanya Linda Aurelia (15 tahun) kepada petugas stand.
Selain digelar lomba mewarnai untuk anak TK dan Contest Motorcross, pada hari ke-dua ini juga diumumkan kejuaraan lomba pada hari sebelumnya, sehingga masyarakat antusias datang ke pameran. Lebih lanjut Rina juga melaporkan bahwa ada salah satu pengusaha ingin memesan alat pengering biji-bijian, dan ada juga yang ingin membeli Alat Regenset. "Kalau boleh alat ini saya beli mbak, untuk usaha strum accu di rumah", pinta salah seorang pengunjung dari masyarakat setempat. Karena regenset yang dipamerkan merupakan alat demonstrasi, maka disarankan untuk memesan terlebih dahulu kepada Litbang Blora atau langsung kepada penciptanya yaitu SMK Muhammadiyah Blora. (A. Mahbub Djunaidi, naskah dari laporan Rina Destiningsih dari Pekalongan)
Gelar Promosi Agribisnis VI Soropadan 2014
Stand Dinperindagkop Kab. Blora |
Baru-baru ini Pemerinth Kabupaten Blora yang diwakili
oleh Dinas Petanian Kabupaten Blora mengikuti Pameran Gelar Promosi
Agribisnis VI Soropadan 2014 tepatnya tanggal 19
- 23 Juni 2014 di Magelang. Selain Kabupaten Blora, hampir 70 stand yang ada diisi
oleh Dinas Pertanian dan badan usaha yang bergerak dalam bidang pertanian. Menteri
Pertanian Ir. Suswono mengatakan bahwa kegiatan
ini sangat membantu petani dalam hal peningkatan pengetahuan dan kesejahteraan.
“Kegiatan semacam ini sangat membantu petani, maka perlu dikembangkan dan
diatur secara berkesinambungan agar petani kita dapat hidup sejahtera”,
tandasnya saat memberikan sambutan pembukaan yang dipusatkan di lokasi GPA VI. Semenatara itu Gubernur Jawa
Tengah Ganjar Pranowo menjelaskan bahwa tujuan penempatan lokasi dameran di Soropadan adalah sebagai ajang promosi produk unggulan, dan aktivitas ekspor
produk agro Prov. Jateng yang terus mengembangkan infrastruktur dan didukung
potensi pertanian dalam arti luas yang sangat prospektif untuk dikembangkan
sebagai penggerak pembangunan, mempunyai nilai tambah dan daya saing yang
sangat tinggi untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah.
Untuk menyemarakkan pameran itu, Kab. Blora menampilkan produk-produk hasil pertanian seperti Cabe Merah dari Ds. Ngumbul Kec. Todanan
dengan Kelompok Tani “Tani Makmur” dan sudah mendapatkan Sertifikat Prima-3
dari Badan Ketahanan Pangan Jateng.
Tomat buah dari Kec. Jiken, Keripik
Tempe dari Kec. Blora Kelurahan Kedungjenar, Buah Melon dari Desa Nglebur, Jeruk Bali Varietas Langsep dari Kec. Blora Ds.
Tempellemahbang, Semangka
dari Kec. Jepon, Pisang
jenis byar dari Kec. Todanan, Egg
roll Waluh dari Kec. Cepu, inovasi baru untuk egg roll terbuat dari aneka
kacang dan aneka buah segar, Dari
hasil kunjungan kami ke Pameran produk dari Kab. Blora sudah banyak yang
diminati khususnya Egg Roll, Jeruk Bali dan Makanan Olahan (Endro Budi Darmawan)
Subscribe to:
Posts (Atom)