Kepala Bappeda Samgautama pimpin cabut paku |
Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda,
Hari Cinta Puspa dan Keanekaragaman Hayati serta Hari Pahlawan pada tahun 2014,
Bupati Blora Djoko Nugroho luncurkan Gerakan Cabut Paku di Pohon sebagai upaya
menjaga dan merawat kelestarian tanaman / pohon sebagai sarana penghijauan dan
keindahan sebagai wujud mencintai lingkungan hidup.
Instruksi Bupati Blora Djoko Nugroho ditujukan
kepada Pimpimnan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di wilayah setempat agar meningkatkan kepedulian dalam gerakan mencabut
paku di pohon di sepanjang jalan lingkungan kantor / SKPD masing-masing.
Instruksi Bupati tersebut sebagai tindak lanjut
dari instruksi Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH yang dilaksanakan
serentak 7 November 2014. Instruksi
cabut paku tersebut tidak hanya ditujukan kepada kepala SKPD saja tetapi juga
kepala instansi vertikal maupun horizontal.
Dalam rangka mengindahkan instruksi tersebut
Kepala Bappeda Blora Ir. Samgautama Karnajaya, MT mengajak kepada semua pejabat
dan staf Bappeda untuk mensukseskan gerakan pencabutan paku di pohon yang terletak
di sepanjang jalan Kantor Bappeda. Hal tersebut dilakukan karena pohon adalah
sumber kehidupan. Disebut sebagai sumber kehidupan karena memiliki banyak
manfaat bagi kebutuhan makhluk hidup antara lain menjadi penyumbang oksigen,
mengurangi polusi, dan penyumbang unsur estetika.
Pohon adalah makhluk hidup yang tidak bisa
berjalan tetapi memberikan peran yang signifikan bagi mahluk yang berjalan, karena
pohon yang berada di atas tanah berfungsi sebagai penghasil oksigen 1,2
kg/pohon/hari. Dengan adanya pohon akan membuat teduh/ sejuk, menyerap panas 8x
lebih banyak, menjaga kelembaban, menguapkan ¾ air hujan ke atmosfir, menyerap
debu, mengundang burung dan juga memberi kesan keindahan. Sementara fungsi
pohon di bawah tanah akan menyerapkan air ke tanah, mengikat butir-butir tanah
dan mengikat air di pori tanah dengan kapilaritas dan tegakan permukaan.
Lebih-lebih apa bila suatu kota yang padat
penduduknya, pohon yang dipelihara di pinggir jalan sangat menolong orang
disekitarnya meneduhkan jalan-jalan, maupun mengurangi pantulan jalan cahaya
dari bangunan di sekitarnya dan penyaring debu polusi udara yang dikeluarkan
dari kendaraan-kendaraan, dan kebisingan yang ditimbulkan dari suara kendaraan
dan suhu-suhu dari bangunan bertingkat yang banyak menggunakan kaca yang
menyebabkan kenaikan suhu di lingkungan sekitar.
Kalau kita mau menengok ke belakang, sesungguhnya
penanaman pohon di pinggir jalan sudah dilakukan sejak jaman penjajahan
Belanda. Hanya saja kita tidak pernah memperhatikan fungsi tersebut sehingga
banyak pohon di pinggir jalan yang dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu untuk
kepentingan kelompok atau pribadi. ( A.
Mahbub Djunaidi)
No comments:
Post a Comment