Peserta Bintek Penyusunan DDA di Bappeda |
Data dibutuhkan dalam setiap proses perencanaan pembangunan.
Data digunakan sebagai dasar perencanaan (Planning), alat pengawasan (controlling),
dan dasar evaluasi (evaluation). Sebagai raw material didalam
proses perencanaan pembangunan, data mempunyai peranan yang sangat penting
terhadap penentuan rencana pembangunan itu sendiri. Data yang kurang baik atau
kurang lengkap tentu akan berdampak pada kesalahan didalam membuat rencana
pembangunan. Demikian pernyataan Kepala BPS Blora Fenny Susanto melalui
Kepala Seksi IPDS Muhamad Yamani saat memberikan paparan di hadapan peserta
Bimbingan Teknis (Bintek) Penyusunan Daerah Dalam Angka, 25-26 Agustus di
Bappeda Blora.
Bintek yang diikuti
semua kontributor DDA ini diharapkan mempunyai pemahaman yang sama bahwa tidak
semua data layak digunakan baik dalam proses perencanaan, pengawasan dan
evaluasi kegiatan. Untuk itu data yang diminta oleh tim penyusun agar dipenuhi
karena telah dipertimbangkan segi kemanfaatan data terhadap proses pembangunan.
Lebih lanjut Yamani menjelaskan bahwa untuk memenuhi kelayakan data agar dapat
digunakan sebagai bahan dasar perencanaan pembangunan maka data harus
berkualitas, maka data yang dikumpulkan harus dijamin tingkat kehandalan (reliable)
dan tingkat kemanfaatan, tepat waktu (up to date), relevan, data harus
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya (Objektif), data mewakili objek
yang diteliti/diamati (Representatif) dan mengandung sedikit kesalahan (minimum
error).
Untuk mengetahui tingkat kebutuhan data, BPS Kabupaten Blora melakukan survei terhadap pengunjung
dan pengguna Pelayanan Statistik Terpadu (PST) dengan tujuan untuk mengetahui
jenis media yang paling sering dikunjungi, mengetahui jenis layanan yang paling
banyak digunakan, Jenis publikasi dan data yang paling banyak dibutuhkan. Hasil survei tersebut diperoleh informasi bahwa responden berpendapat kalau DDA merupakan data yang paling primadona (publikasi paling banyak) dicari
dan dibutuhkan, kedua merupakan sarana promosi potensi daerah dan merupakan bahan perencanaan dan ketiga sebagai evaluasi terhadap
pembangunan. Menurut Kepala BPS Blora Fenny Susanto melalui Kepala Seksi IPDS
Muhamad Yamani mengatakan bahwa kendala yang dihadapi dalam menyusun DDA antara
lain pemasukan data dari
sumber data tidak tepat waktu, data yang masuk tidak sesuai dengan format yang diberikan, data yang masuk tidak konsisten baik
dalam tabel, antar tabel maupun dengan data tahun2 sebelumnya, Contact Person dari instansi yang tidak
tetap karena terjadi mutasi. (A. Mahbub Djunaidi)
No comments:
Post a Comment