Bertempat di gedung pertemuan Bappeda Blora, hampir 70 orang dari dinas/instansi mengikuti Rapat Ekspose Produk Domestik Regional Bruto Kabuapten Blora Tahun 2013 baru-baru ini. Rapat dimaksud bertujuan untuk mensosialisasikan hasil kajian PDRB Kabupaten Blora Tahun 2013. Kepala Bappeda Blora Ir. Samgautama Karnajaya memberikan penjelasan bahwa data PDRB ini merupakan salah satu indikator pembangunan. Data PDRB ini juga bisa digunakan untuk
mengetahui seberapa jauh keberhasilan pencapaian pembangunan yang telah
dilaksanakan. Selain itu, data PDRB yang dikaji ini juga berfungsi sebagai alat yang dapat membantu memberikan
gambaran tingkat keberhasilan pelaksanaan pembangunan khususnya dibidang
ekonomi. "Salah satu tolok ukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pembangunan ekonomi yang sudah dilaksanakan adalah tersedianya data statistik Produk Domestik Regional Bruto", jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama Kepala BPS Blora Fenny Susanto menjelaskan bahwa dengan menggunakan data PDRB, kita dapat mengetahui tingkat pertumbuhan
ekonomi, struktur perekonomian daerah dan juga tingkat kemakmuran penduduk.
Selain itu bagi para pengambil keputusan sebelum menentukan kebijakan lebih
lanjut, data PDRB dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi,
analisa, dan bahan perencanaan yang
selanjutnya akan bermanfaat untuk
menentukan sasaran pembangunan di masa mendatang sehingga dapat berdaya guna
dan tepat guna bagi masyarakat luas.
Saat ekspose data PDRB, Kasi Neraca Wilayah dan
Analisis BPS Kurniadi Sosiawan memaparkan bahwa pada tahun 2013, besaran PDRB menurut harga berlaku Kabupaten
Blora tercatat sebesar 5.976.506,26 juta rupiah yang menunjukkan adanya
peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai sebesar 5.313.938,26 juta
rupiah sehingga terjadi pertumbuhan sebesar 12,47 persen.sedangkan menurut harga berlaku, sektor
perdagangan, hotel dan restoran memiliki pertumbuhan tertinggi yakni mencapai 15,50 persen, kemudian disusul oleh sektor angkutan dan komunikasi yang
mengalami pertumbuhan sebesar 14,53
persen dan sektor jasa-jasa mengalami pertumbuhan sebesar 13,14
persen. Tingginya pertumbuhan adh berlaku untuk sektor
perdagangan, hotel dan restoran terjadi karena pertumbuhan riil akibat kenaikan
output juga akibat kenaikan harga barang dan jasa di sektor ini yang cukup naik
tinggi. Kondisi ini bisa dilihat dari inflasi di sektor ini yang tembuh di atas
7 persen. Untuk
pertumbuhan ekonomi yang lebih mendekati keadaan riil atau pertumbuhan sebenarnya, karena telah menghilangkan
pengaruh inflasi/deflasi, dapat
diperoleh dari pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan (tahun 2000). Untuk PDRB atas dasar harga konstan, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Blora
untuk tahun 2013 tercatat sebesar 5,00 persen, atau
dari 2.354.441,13 juta rupiah di tahun 2012 menjadi 2.472.179,81 juta rupiah pada
tahun 2013. (A. Mahbub Djunaidi)